Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2013

Game Kokology 2 : Bisikan di Kegelapan

Cara main game Kokology ini mudah, peraturannya simple : 1. Katakan hal pertama yang muncul di kepala kamu. 2. Jujurlah dengan diri sendiri. 3. Jangan berusaha mengira-ngira jawaban. 4. Tetaplah berpikiran terbuka. -----------------------------------------------------------------------** Bayangkan Anda sedang tersesat di gua besar yang dalam dan berkeliling di jalan yang beliku-liku. Selagi Anda mencari jalan kembali ke atas, seekor kelalawar terbang di atas Anda dan membisikkan sesuatu di telinga. Dari pilihan jawaban di bawah ini, apa yang dikatakan oleh makhluk itu? 1. "Aku tahu dimana jalan keluarnya." 2. "Mari kutunjukkan jalan keluarnnya." 3. "Teruslah mencari." 4. "Kau tidak akan pernah dapat keluar dari sini." Penjelasan ada di bawah ini.  -----------------------------------------------------------------------** 1. "Aku tahu dimana jalan keluarnya." Anda cenderung menjadi orang yang sibuk dan mengetahui segalanya. Tidak diraguka...

Game Kokology 1 : Anda Hanyalah Manusia

*Cara main game Kokology ini mudah, peraturannya simple : Katakan hal pertama yang muncul di kepala kamu. Jujurlah dengan diri sendiri. Jangan berusaha mengira-ngira jawaban. Tetaplah berpikiran terbuka. -----------------------------------------------------------------------** Bayangkan ketika Anda sedang berjalan sambil memikirkan hal-hal lain, tiba-tiba saja Anda tersandung tong sampah di trotoar dan jatuh. Apa yang tumpah keluar dari tempat sampah tersebut? 1. Tidak ada yang tumpah - tong sampah kosong 2. Tumpukan sampah tumpah ke jalan 3. Biji apel, tulang ayam dan sampah lain 4. Plastik sampah yang terikat rapi Penjelasan ada di bawah ini. -----------------------------------------------------------------------** Penjelasan Game Kokology 1 : "Anda Hanyalah Manusia" Pandangan Anda terhadap isi tong menyingkapkan hal-hal yang ada di dalam diri Anda yang berusaha anda sembunyikan dari umum. 1. Tidak ada yang tumpah - tong sampah kosong Orang yang memberikan jawaban ini cende...

Ruang 34

Maudy Lynn Aku menarik napas panjang dan menghembuskannya kembali. Genap sudah dua puluh anak tangga telah kulewati demi menemukan ruang ujian akhir semester satu. Kurogoh saku kemejaku, mengambil tiket emas selama enam hari kedepan. Kartu Ujian. Ruang 34 menjadi arena pertempuranku dengan puluhan soal demi nilai rapor yang memuaskan. Bagian atas gedung ini berupa aula yang telah dipetak-petak menjadi beberapa kelas dengan pembatas berupa triplek berlapis-lapis. Tapi sayang, yang ada hanya R. 32 dan 33. Kemanakah gerangan R. 34? Rasa kesal mulai menjalari hatiku. Semangatku perlahan runtuh. Kupandangi kaca demi kaca yang terpasang apik berbingkai kusen alumunium berwarna silver metalik. Pandanganku tertuju pada sederet jendela disamping pintu masuk R.33. Gorden – gorden kecil berwarna biru tua menutupi kaca jendela ini dari dalam. Jangankan melihat, menerawang-pun rasanya tak mungkin. Lalu kuperhatikan jendela R.33. Bila tak ada lagi ruang, maka untuk apa jendela-jendela ini? Selain ...

Bapak Cepat Pulang

Maudy Lynn Perasaan itu kembali meluap-luap dalam hatiku. Serta merta memutar kembali rekaman peristiwa kala itu. Benda kecil berbunyi nyaring bernama bel listrik ditemani papan tulisa kapur menjadi peristiwa bersejarah bagiku. Perasaan itu kembali menggelegak saat kuraih sehelai kertas ukuran F4 berbingkai kaca yang terpajang anggun di dinding kamar. Mataku tak bosan-bosannya membaca huruf – huruf tipe Algerian dengan ukuran 26 yang terangkai menjadi sebuah kalimat yang membuat siapapun yang membacanya berdecak kagum. Biar kuberitahukan sepenggal kalimat yang membuatku tak bisa tidur selama 3 malam demi mendapatkannya. “Piagam Penghargaan Juara 1 Olimpiade tingkat Nasional” Perasaan itu tak kunjung pudar, terlebih lagi saat ku usap debu dan sawang yang membuatnya nampak usang. Aku akan membawakan kawan baru untukmu, ujarku membatin seraya menggantungkannya kembali di dinding, berdampingan dengan poster seorang lelaki tua berkebangsaan Inggris yang dijuluki Bapak Aliran Klasik. Adam Sm...