Skip to main content

Mustafa Kemal Ataturk

BAB I
PENDAHULUAN

Perkembangan pemikiran dan gerakan pembaharuan dalam dunia Islam dimulai sejak permulaan abad kesembilan belas, yang bermula dari gerakan Renaissance di Dunia Barat. Berawal dari gerakan inilah, kata Modernisasi mulai dikenal. Istilah ini mengandung pengertian pikiran, aliran, gerakan dan usaha untuk mengubah paham-paham, adat istiadat, institusi-institusi lama dan sebagainya agar semua itu dapat disesuaikan dengan  pendapat-pendapat dan keadaan-keadaan baru yang ditimbulkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. (Asmuni, 1996:1)
Gerakan pembaharuan yang tadinya hanya terjadi di dunia barat saja, mulai menyebar hingga ke wilayah Islam yang pada saat itu sedang mengalami kemunduran. Persentuhan budaya antara Islam dengan Barat menyadarkan umat Islam akan tertinggalnya mereka. Tidak hanya kontak budaya yang mendorong timbulnya pembaharuan di dunia Islam, disebutkan ada tiga hal yang menjadi alasan mengapa dunia Islam memerlukan sebuah pembaharuan, antara lain:
1)      Paham tauhid yang dianut kaum muslimin telah bercampur dengan kebiasaan-kebiasaan yang dipengaruhi oleh tarekat-tarekat, pemujaan terhadap orang-orang suci dan hal-hal lain yang membawa kepada kekufuran.
2)      Sifat jumud yang membuat umat Islam berhenti berpikir dan berusaha. Kemajuan umat Islam di zaman klasik disebabkan karena mereka mementingkan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu selama umat Islam masih bersifat jumud, dan tidak mau berpikir untuk berijtihad maka kemajuan hanya sebatas angan saja.
3)      Terpecah belahnya umat Islam. Kembali ke zaman klasik, umat Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat tidak hanya didukung dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga persatuan dan kesatuan yang didasari persaudaraan yang diikat oleh tali ajaran Islam.
Namun demikian, ada perbedaan antara pembaharuan di dunia barat dengan pembaharuan di dunia Islam. Barat muncul dengan menyingkirkan agama, maka pembaharuan Islam adalah sebaliknya, yaitu untuk memperkuat prinsip dan ajaran-ajaran Islam kepada pemeluknya. Ajaran agama yang menjadi landasan utama pembaharuan Islam.
Tercatat dalam sejarah beberapa wilayah kekuasaan Islam yang mengadakan pembaharuan yang salah satu di antaranya adalah Turki.
Di Turki, pembaharuan dimulai pada masa pemerintahan Sultan Mahmud II yang diawali munculnya kesadaran setelah mengetahui Barat lebih ungul dalam bidang pengetahan, terutama militer dari bangsa Turki. (Daulay, 2013 : 160)
Pembaharuan di Turki terus berlangsung dengan tiga aliran pembaharuan, yakni Barat, Islam dan Nasionalis. Nama Mustafa Kemal Ataturk tercatat sebagai pemimpin Turki yang mengambil jalan reformasi di Turki dengan menggabungkan antara sekularisasi dan westernisasi yang ia sebut sebagai konsep baru Negara Modern Turki. (Toprak, 1999 : 12)
Dalam paper ini akan dijelaskan sekilas tentang Pembaharuan Islam di Turki pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk dan proses terjadinya sekularisasi di Turki.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Mustafa Kemal Ataturk
·           Biografi

Mustafa lahir pada tahun 1881 di Salonika. Setelah berhenti sebagai seorang juru tulis di kantor pemerintahan di kota itu, Ali Riza, ayahnya mencoba berdagang kayu. Akan tetapi tidak  berhasil dan membuat Ali Riza putus asa dan mulai mengonsumsi alkohol. Hingga akhirnya ia meninggal ketika Mustafa berusia tujuh tahun karena sakit paru-paru. (Jameelah, 1965: 161)
Ibunya, Zubaidah adalah seseorang yang bertolak belakang sekali dengan Ali Riza. Ia seorang yang kuat keimanannya dan taat beragama. Zubaidah yang buta huruf menginginkan agar Mustafa menjadi seorang sarjana yang taat. Karenanya ia dimasukkan ke sekolah madrasah oleh Zubaidah. Akan tetapi, Mustafa tidak merasa senang di sana dan selalu melawan guru. Akhirnya ia dikirim ke sekolah kadet militer. Di sini ia menemukan dirinya, begitu berhasil ujian menjadi perwira, salah seorang gurunya memberinya nama “Kemal”yang berarti kesempurnaan. (1965: 162)
Di tahun 1899, setelah menyelesaikan pelajaran di sekolah tersebut, ia memasuki Sekolah Tinggi Militer di Istambul.Ijazahnya ia peroleh enam tahun kemudian dan kepadanya diberi pangkat Kapten. (Nasution, 2003: 135)
Mustafa Kemal mengenal dunia politik melalui seorang temannya, Ali Fethi.
Masa studi Mustafa kemal di istambul adalah masa meluasnya tantangan terhadap kekuasaan absolut Sultan Abdul Hamid. Selama masa studi, Mustafa Kemal banyak melibatkan diri dalam perkumpulan-perkumpulan rahasia, baik itu di kalangan politisi maupun pemuda di sekolah militer.
Mustafa dan teman-temannya pernah membentuk suatu komite rahasia dan menerbitkan surat kabar tulisan tangan yang mengkritik pemerintahan Sultan.
Setelah selesai studi ia tidak meninggalkan kegiatan politik dan akhirnya bersama beberapa temannya ditangkap dan dimasukkan kedalam penjara untuk beberapa bulan. Kemudian mereka dibebaskan, tetapi di asingkan ke luar Istambul.
Di tahun 1906 mereka membentuk perkumpulan yang diberi nama “Vatan”(Tanah Air). Kedudukan Kemal sebagai perwira memberikan banruan alam membentuk cabang-cabang Vatan di Yaffa, Yerusalem, dan Beirut. Begitu menyadari bahwa ketiga daerah tersebut tidak memungkinkan terjadinya revolusi Turki, Kemal memutuskan untuk membuat cabang Vatan di kota kelahirannya, Salonika. Dan nama perkumpulan tersebut diubah menjadi Vatan ve Hurriyet (Tanah Air dan Kemerdekaan). (2003 : 136)
Ia dan Fethi tidak setuju dengan politik Enver Pasya, Talat Pasya dan Jemal Pasya, dan tidak segan mengeluarkan kritik terhadap ketiga pemimpin tersebut. Dan pada tahun 1931, Fethi dibuang ke Sofia sebagai Duta dan Kemal ikut sebagai Atase Militer. Di sinilah Kemal berkenalan langsung dengan peradaban Barat.
Pada Perang Dunia I, Turki bersekutu dengan Jerman. Setelah perang Dunia I pecah Mustafa dipanggil kembali untuk menjadi panglima Divisi XIX. Di medan pertempuran ia menunjukan keberanian dan kecakapan terutama di daerah Gallipoli dan daerah perbatasan Kaukassus sebagai penghargaan atas keberaniannya ia dinaikkan pangkatnya dari kolonel menjadi jendral ditambah dengan gelar Pasya.
Setelah selesai perang dengan kekalahan di pihak Jerman dan Turki, Kabinet Turki Muda mengundurkan diri. Ketiga pemimpin kabinet tersebut melarikan diri ke Eropa. Dan di bawah pimpinan Perdana Menteri baru, Ahmed Izzet Pasya tentara sekutu masuk dan menduduki Istambul.
Pada saat itu Yunani yang ingin mengembalikan kejayaan lama, mendarat di Izmir pada tanggal 15 Mei 1919, dengan dibantu oleh kapal perang Inggris, Perancis dan Amerika. Tanah yang telah semenjak ratusan tahun dipandang tanah air oleh orang Turki hendak dirampas oleh bekas jajahan. Ini menimbulkan amarah dan semangat rakyat Turki untuk membela tanah air. Hilangnya daerah-daerah di Eropa Timur dan di dunia arab tidak begitu menyakitkan hati.
Dalam suasana inilah Mustafa Kemal muncul sebagai seorang pemimpin Turki baru yang menyelamatkan kerajaan Usmani dari kehancuran total dan bangsa Turki dari penjajahan Eropa. Ialah pencipta Turki modern dan atas jasanya ia mendapat gelar Ataturk (Bapak Turki).
Kemal memandang perlunya diadakan pemerintahan sendiri di Anatolia sebagai tandingan untuk pemerintahan Sultan di Istambul yang telah diduduki Sekutu, yang mana dalam pemberian perintahnya harus menyesuaikan diri dengan kehendak Sekutu.
 Atas usaha Kemal dan teman-temannya, dapat dibentuk Majelis Nasional Agung di tahun 1920. Dalam sidang di Ankara, yang kemudian menjadi Ibu Kota Republik Turki, Kemal dipilih sebagai ketua.
Dalam sidang itu diambil antara lain keputusan-keputusan berikut:
1.      Kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat Turki
2.      Majelis Nasional Agung merupakan perwakilan rakyat tertinggi.
3.      Majelis Nasional Agung bertugas sebagai badan legislatif dan badan eksekutif.
4.      Majelis Negara yang anggotanya dipilih dari Majelis Nasional Agung akan menjalankan tugas pemerintah.
5.      Ketua Majelis Nasional Agung merangkap jabatan ketua majlis Negara.

Demikianlah, Mustafa dan teman-temannya bergerak terus dan dengan perlahan-lahan dapat menguasai situasi, sehingga akhirnya sekutu terpaksa mengakui mereka sebagai penguasa defacto and dejure di Turki.
Setelah perjuangan kemerdekaan selesai, perjuangan baru Mustafa pun dimulai, yaitu perjuangan untuk memperoleh dan mewujudkan peradaban barat di Turki.

·           Ide Pemikirannya.

Dalam pemikiran tentang pembaharuan, Mustafa Kemal tidak hanya dipengaruhi oleh ide golongan Nasionalis Turki saja, tetapi juga oleh ide golongan barat, sehinga pembaharuan yang dilakukannya adalah westernisasi yaitu mengubah peradaban dan kebudayaan Turki dengan mengambil peradaban Barat.
Peradaban Barat dapat mengalahkan peradaban-peradaban lain, bukan hanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya saja tetapi karena keseluruhan unsur-unsurnya. Peperangan antara Timur dan Barat adalah peperangan antara dua peradaban, peradaban Islam dan peradaban Barat.
Ide nasionalisme yang diterima Mustafa Kemal ialah ide Nasionalisme Turki yang terbatas daerah geografisnya dan bukan ide nasionalisme yang luas.
 Maka dalam pengambilan keputusannya, Kemal mengumumkan bahwa ia akan membuat Turki menjadi sebuah negara kecil, bangsanya yang kompak; dan lebih dari itu membentuk sebuah negara makmur, modern, dihormati bangsa-bangsa di dunia. (1975 : 165)
Selain westernisasi dan nasionalisme, sekularisasi turut menjadi dasar pemikiran Mustafa Kemal dalam melakukan pembaharuan di Turki.


B.       Sekularisasi Turki
Pembaharuan pertama ditujukan terhadap bentuk negara. Di sini harus diadakan sekularisasi. Pemerintah harus dipisahkan dari agama. Mustafa kemal telah banyak dipengaruhi oleh pemikiran politik barat bahwa kedaulatan terletak ditangan rakyat. Dengan demikian yang berdaulat di Turki bukan lagi Sultan, tetapi rakyat. (2003 : 141)
Dalam sidang Majelis Nasional Agung tahun 1920, ide mengenai kedaulatan di tangan rakyat diterima Majelis. Dan setahun kemudian disusun konstitusi baru dalam pasal 1 yang menjelaskan bahwa kedaulatan adalah milik rakyat.
Pada sidang Majelis Nasional Agung yang diadakan tahun 1922, Mustafa Kemal menjelaskan bahwa jabatan Khalifah dan jabatan Sultan dalam sejarah adalah terpisah, dalam arti dipegang oleh dua orang, Khalifah di Baghdad dan Sultan di daerah. Oleh karena itu tidak ada salahnya kalau kedua jabatan yang dipegang oleh Raja Turki dipisahkan, dan kalau jabatan Sultan dihapuskan dan jabatan Khalifah dipertahankan. Dan usul penghapusan jabatan Sultan diterima oleh Majelis Nasional Agung, dengan demikian Raja Turki hanya memegang jabatan Khalifah yang tidak mempunyai kekuasaan duniawi, tetapi hanya kekuasaan spiritual saja. Sejak penghapusan jabatan itu, kedaulatan berada di tangan Majelis Nasional Agungm dan kekuasaan eksekutif terletak di tangan Majelis Negara.
Ketika Abdul Majid terpilih sebagai Khalifah menggantikan Raja Wahid al-Din yang meninggalkan Istambul di bawah lindungan Inggris, Mustafa Kemal Pasya tidak setuju dengan diadakannya upacara peresmian tradisional. Ia mengatakan bahwa Khalifah tidak mempunyai kekuatan atau kedudukan apapun, kecuali hanya simbol keislaman Turki.
Kemudian timbul persoalan bentuk negara yang telah berubah organisasinya. Golongan Islam mempertahankan bentuk khalifah dan golongan nasionalis menghendaki bentuk republik.
Pada bulan Oktober 1923, Majelis Nasional Agung sungguhpun ada suara-suara tidak setuju dari golongan islam, Mustafa mengambil keputusan bahwa Turki adalah negara republik. Sebagai imbalan usul golongan Islam supaya ditambah suatu artikel yang mengatakan agama Negara Republik Turki adalah Islam diterima.
Dengan demikian telah jelas bahwa negara adalah Negara Republik dan Mustafa kemal adalah presidennya. Namun, Mustafa Kemal melihat bahwa jabatan Khalifah juga harus dihapuskan, dan soal ini dibicarakan oleh Majelis Nasional Agung  di bulan Februari 1924. Pada tanggal 3 Maret 1924, jabatan Khalifah resmi dihapuskan. Khalifah Abdul Majid diturunkan dari jabatannya, dan diasingkan bersama keluarganya di Swiss. (H.A Mukti, 1994: 85)
Proses sekularisasi Turki yang mulai berjalan terhambat dengan adanya Artikel 2 dari Konstitusi yang menyatakan bahwa agama negara adalah Islam, yang mengandung arti bahwa kedaulatan bukan sepenuhnya terletak di tangan rakyat, tetapi pada syariat. Kemudian, Kemal berusaha menghilangkan Artikel 2 dari Konstitusi 1921 tersebut, dan pada tahun 1928 hal ini terjadi. Sembilan tahun kemudian, setelah prinsip sekularisme dimasukkan ke dalam Konstitusi di tahun 1937, barulah Republik Turki dengan resmi menjadi Negara sekuler.
Perlahan tapi pasti, Mustafa Kemal Ataturk melakukan langkah-langkah pembaharuannya, antara lain :
a.       Reformasi di Bidang Hukum
Di tahun 1924, Biro Syaikh Al-Islam dan Kementerian Syariat dihapuskan. Bersamaan itu dihapuskan pula Mahkamah Syariat. Hukum syariat digantikan dengan hukum sipil Swiss yang dibuat peraturannya pada tanggal 17 Februari 1926.
Pengadopsian Undang-Undang Perdata Swiss merupakan salah satu tindakan terpenting menuju terciptanya sebuah negara sekuler. Dalam undang-undang baru tersebut, secara fundamental berbeda dari hukum syariat Islam, yakni meliputi:
1.      Kebebasan setiap warga Negara untuk memilih agamanya.
2.      Pengadopsian prinsip monogami. Hal ini bertentangan dengan syariat yang memperkenankan seorang pria menikahi empat orang wanita.
3.      Wanita mendapat hak cerai dan warisan yang sama dengan kaum pria.
4.      Penghapusan larangan nikah beda agama bagi wanita.
5.      Sebagai orang tua, pria maupun wanita memiliki hak yang sama atas anak-anak mereka.

b.      Sekularisasi Pendidikan
Pembaharuan ini didukung dengan dibentuknya Undang-undang tentang unifikasi dan sekularisasi pendidikan pada tanggal 3 Maret 1924. Berdasarkan undang-undang ini, seluruh sekolah ada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan. Madrasah-madrasah ditutup untuk diganti oleh sekolah yang akan membina imam dan khatib. Di Universitas Istambul didirikan Fakultas Ilahiyat. Selanjutnya pendidikan agama, dan pelajaran bahasa Arab juga Persia ditiadakan di sekolah-sekolah.

c.       Reformasi di Bidang Bahasa
Pembaharuan bahasa Turki dilakukan dalam dua fase. Fase pertama ialah perbuahan alphabet dari Arab ke latin pada tahun 1928. Usaha ini disusul dengan langkah kongkret mengubah kosakata dengan kata-kata baru bahasa Turki, menggantikan kata-kata bahasa Arab dan Persia yang telah diserap ke dalam bahasa Turki. Penjelasan resmi atas pembaharuan ini adalah adanya kecocokan antara alphabet latin dengan bahasa Turki. (1999 : 73)
Fase kedua pembaharuan bahasa ialah mengganti sejarah bangsa Turki pra-Islam dengan masa silam Turki Usmani, sehingga landasan umum bagi identitas nasional bisa ditegakkan. Dengan demikian, penulisan kembali sejarah masa lalu berkaitan erat dengan restrukturisasi bahasa Turki.
Pada tahun 1931, didirikanlah Pengkajian Sejarah Turki yang bertujuan mengkaji sejarah Turki sebelum periode Usmani. Setahun setelahnya, didirikan himpunan serupa yang bertugas untuk melaksanakan reformasi linguistik. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan keindahan dan kekayaan yang murni dari bahasa Turki. (1994 : 117)
Selain itu, Kemal melihat perlunya diadakan pembaharuan dalam soal agama untuk disesuaikan dengan bumi Turki. Al-Qur’an perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Turki, agar dapat dipahami rakyat Turki. Demikian pula dengan khitbah Jum’at, harus diberikan dalam bahasa Turki. Azan dalam bahasa Turki dimulai pemakaiannya di tahun 1931. (2003: 144)

d.      Reformasi di Bidang Budaya
Westernisasi dan sekularisasi yang diadakan bukan hanya dalam bidang institusi, tetapi juga dalam bidang kebudayaan dan adat istiadat. Pemakaian tarbus dilarang di tahun 1925 dan sebagai gantinya dianjurkan pemakaian topi barat.  (2003 : 144)
 Pelarangan serupa juga berlaku untuk pakaian keagamaan dan pakaian tradisional yang dibuat undang-undangnya pada tanggal 3 Desember 1934.
Di tahun 1935 dikeluarkan pula undang-undang yang mewajibkan warga Negara Turki mempunyai nama belakang. Dan Mustafa Kemal mengambil nama Atatürk sebagai nama belakang keluarganya. Hari cuti resmi mingguan diubah dari hari Jumat menjadi hari Minggu.

Republik Turki di bawah kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk berlumlah menjadi negara yang benar-benar sekuler. Memang benar syariat telah dihapus dan pendidikan agama telah ditiadakan dari kurikulum.
Akan tetapi, Negara masih mengurus soal agama, melalui Departemen Urusan Agama, sekolah-sekolah Pemerintah untuk imam dan khatib, serta adanya fakultas Ilahiyat di Universitas Istambul. (2003 : 144)
Sekularisasi yang dijalankan Mustafa Kemal tidak sampai menghilangkan agama. Sekularisasinya berpusat pada kekuasaan golongan Ulama dalam soal Negara dan dalam soal politik. Oleh karena itu pembentukan partai yang berdasarkan agama dilarang. Negara dalam pada itu, menjamin kebebasan beragama bagi rakyat. (2003 : 145)
Awal kemunduran Mustafa Kemal terjadi setelah perceraiannya dengan istrinya, Latifah. Seorang wanita berpendidikan Eropa. Sejak saat itu ia mengonsumsi alkohol dan terjerumus dalam pergaulan bebas. Dan berbagai penyakit mulai merusak kesehatannya. Hingga pada akhirnya, Kemal meninggal dunia pada tahun 1938.
Usaha pembaharuan yang dimulainya dijalankan terus oleh pengikut-pengikutnya. Tetapi bagaimanapun rasa keagamaan yang mendalam di kalangan rakyat Turki tidak menjadi lemah dengan sekularisasi yang dilakukan Musfata Kemal dan Pemerintah Nasionalis Turki. Islam telah mempunyai akar yang mendalam pada masyarakat Turki, dan sulit dapat dipisahkan dari identitas nasional Turki. Maka tak heran jika kemudian muncul gerakan “kembali kepada agama” di Turki mulai pada tahun 1940.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pembaharuan yang diadakan Mustafa Kemal Pasha di Turki dilandasi oleh westernisasi, sekularisme dan nasionalisme. Akan tetapi Sekularisme Mustafa Kemal tidak menghilangkan Islam dari masyarakat Turki. Dia hanya bermaksud menghilangkan kekuasaan agama dari bidang politik dan pemerintahan.
     
B.     Saran
Demikianlah sekilas tentang Pembaharuan Islam di Turki. Kami berharap lewat uraian yang sangat singkat ini, pembaca dapat memahami bahwa perubahan lewat pembaharuan diawali dari kesadaran diri bahwa selama ini kita masih tertinggal jauh dari kemajuan peradaban dan ilmu pengetahuan kebudayaan bangsa lain, sehingga memacu diri untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.
Akhir kata kami selaku penyaji materi memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan baik itu dalam pengetikan atau keakurasian data yang kurang relevan. Kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif untuk perbaikan penulisan paper selanjutnya.










DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mukti. 1994. Islam dan Sekularisme di Turki Modern. Jakarta: Djambatan.
Asmuni, Yusran. 1996. Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan
Dalam Dunia Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Daulay, Haidar Putra dan Nurgaya Pasha. 2013. Pendidikan Islam dalam Lintasan
Sejarah. Jakarta: Kencana.
Jameelah, Maryam. 1965. Islam dan Moderenisme. Surabaya: Usaha Nasional. Nasution, Harun. 2003. Pembaharuan Dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Toprak, Binnaz. 1999. Islam and Polictical Development in Turkey. Terj.
Diningrat R. Karsidi. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Comments

Popular posts from this blog

Aplikasi Berbagai Model Pengembangan Sistem Instruksional

BAB I PENDAHULUAN A.                 LATAR BELAKANG Istilah pengembangan sistem instruksional ( instructional system design ) dan disain instruksional ( instructional design ) sering dianggap sama. “disain” berarti membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana pendahuluan “mengembangkan” berarti membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan sebagainya. Berbagai macam model pengembangan pembelajaran dikembangkan dengan tujuan : 1.       Mudah dikomunikasikan kepada calon pemakai, baik guru maupun para pengelola pendidikan 2.       Memperlihatkan tugas-tugas utama yang harus dikerjakan untuk pengelolaan pembelajaran 3.       Memperlihatkan struktur semacam matrix antara tujuan belajar dan strategi belajar yang dapat dibandingkan anatar asatu dengan yang lainnya. ...

Review Buku Personality Plus karya Florence Littauer

Judul : Personality Plus Penulis : Florence Littauer Buku ini bagus. Kamu akan temukan ke-bagus-an buku ini setelah membaca dengan sabar semua penjabaran di dalamnya. Yang awalnya kamu akan berkata, “Saya orangnya kayak gimana sih?” dan akhirnya kamu bisa berkata, “Ternyata saya orang yang begini!” atau “Wah, ini saya banget!” Kenapa harus sabar? Karena buku ini super membosankan. Kalau dibandingkan dengan bukunya Mbak Monica Anggen yang judulnya “Jangan Kebanyakan Teori Deh!” atau “Yakin Selamanya Mau di Pojokan?” atau buku-buku seri pengembangan diri karya penulis Indonesia, buku ini gak ada apa-apanya. Isinya  full  tulisan, jangan harap ada ilustrasi sebagai pemanis di sini, ya kalaupun ada bagan, menurut saya sama sekali tidak menarik. Sebagai perbandingan, coba perhatikan dua foto di bawah ini ya.  Penampakan ilustrasi di buku YSMP-nya Monica Anggen Penampakan bagian dalam PP-nya Florence Littauer Mungkin karena ini buku...

Pengalaman Ikut Kampus Fiksi DivaPress (Part 2)

Demi menjalankan prinsip, ‘Mandilah sebelum orang lain mandi’ saya bangun pukul 04.00 WIB pada 30 Januari 2016. Cuma bangun, matikan alarm, terus tidur lagi. Sungkan juga sepagi itu sudah mandi, kelihatan banget kalau saya ngincer urutan pertama mandi. Jika Choi Taek dalam Reply 1988 berkata bahwa salah satu bagian terbaik dalam hidupnya setelah berpacaran dengan Deok Sun adalah berhenti minum obat tidur. Maka bagian terbaik dalam hidup saya saat mengikuti Kampus Fiksi adalah perbaikan gizi. Dalam sehari, kami diberi makan 3 kali sehari. Sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Tak lupa dengan snack , kopi, gula, teh, Indomie, telur, yang selalu tersedia. Enak betul, bukan? *sungkem sama Pak Edi* Adalah hal yang mengagumkan bagi saya begitu sadar saat jarum menunjukkan pukul 7 pagi dan semua teman KF15 sudah selesai mandi. Hal ini mematahkan pikiran negatif saya bahwa angkatan saya akan membuat antrean panjang di depan kamar mandi menjelang waktu makan pagi. Congrats Gengs! Sesi per...